Assalamu ‘alakum sahabat…
Semoga saat engkau membaca surat ini,
engkau dalam keadaan tersenyum. Karena Allah telah menghadirkan kembali
rasa sayang serta KasihNya padamu. rasa yang sama saat kita bersama
dulu, menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam
keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.
Sahabatku.
Sekali lagi aku menyapamu, untuk sebuah rasa rinduku
padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis sepucuk surat ini,
aku selalu berdoa dalam segenap hatiku, agar engkau di sana tetap teguh
dalam keimanan, dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya
padamu.
Sahabat…
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita?
Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak
kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini. Semalam di
sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta,
karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa
sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam
naunganNya.
Sahabat….
Terakhir kali kala kita akan berpisah, sebenarnya aku
benar – benar tak kuasa melepasmu, kenangan - kenangan manis yang telah
lama kita jalin, rasanya terlalu erat untuk diuraikan. Tapi senyummu
ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku
terasa sunyi wajah ceriamu selalu hadir. Seolah engkau benar – benar
ada di sampingku. Menghiburku dengan cerita – cerita indah dari syurga,
cerita tentang orang – orang yang selalu dikasihi Allah karena saling
mencintai karenaNya.
Sahabat…
Suatu kali saat cahaya senja menaungiku di bibir pantai,
aku termenung sambil menatap riak – riak air laut yang tenang.
membiarkan angin dengan lembutnya menerpa wajahku. Mengusikku, yang kala
itu sedang terkenang akan dirimu. Dan butiran beningpun kembali
mengalir, sesekali riak – riak air laut menggodaku, menyentuh kakiku
yang tak beralas.
Sahabatku, yang jiwamu selalu terpancar cahaya keimanan
Bila bisa
memilih, aku ingin selalu setia bersamamu, mendengarkan cerita – cerita
indahmu, atau menghiburmu kala kau sedang berduka. Tapi, aku mengerti
bahwa sang Khaliq telah menyiapkan skenario terindahnya untuk kita,
sehingga Tak ku risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya,
bisa mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku bersyukur karena
Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang
singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu, mampu mencerahkan setiap
langkahku.
Sahabat….
Sepucuk Surat yang engkau genggam ini, ku tulis dengan
hati yang bergetar. Setiap untaian katanya adalah kuntum – kuntum
rinduku padamu. aku menulisnya dengan perasaan yang sama saat kita
meguncapkan janji – janji suci, bahwa kita akan bertemu kembali di
tempat terindahNya, syurga firdaus. Kini, saat kita tak bersama lagi.
Hanya janji suci itulah yang menguatkan aku, mengiringi langkahku dalam
merangkai cita –
cita.
Sahabatku,
Semenjak kita berpisah, aku
telah mengenal banyak orang, bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak
kutemukan satupun perasaan yang sama saat bersamamu. Ada kehangatan jiwa
yang ku rasakan, saat kita menertawakan kecerobohan kita sendiri, kau
telah mengajari aku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum, meski
takdir terasa pahit.
Sahabatku…
Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu
shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan
engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Sahabatku, ku
harap pula agar engkau selalu menjaga akhlakmu di manapun engkau berada,
serta kepada siapapun, kepada orang yang muda ataupun tua, bahkan
kepada orang – orang yang membencimu sekalipun.
Begitu juga diriku,
ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi
yang menawan karena akhlak dan ilmu.
Sahabatku..
Seterjal apapun perjalan yang kau tempuh, sepahit
apapun kisah yang kau rasa. Ku mohon padamu, janganlah pernah berpaling
dari cahayaNya. Yakinlah, bahwa engkau tak pernah sendiri, Allah dengan
segala kemurahanNya akan selalu membimbingmu, asal dirimu selalu menjaga
waktu untuk selalu dekat padaNya.
Sahabatku yang hatinya selalu terpancar cahaya Illahi, selalu ada
ruang dihatiku untukmu, karena kau telah terlebih dahulu membesarkan
hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walau di tempat dan
waktu yang berbeda, namun masih ada cinta di sana.
Sahabatku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk
surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan
jiwa yang basah. Semoga setelah engkau membacanya, semakin terjalinlah
rasa persahabatan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju
jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya,
seperti janji suci yang telah kita ikrarkan.
Wassalam.
Ulee Kareeng, 23 januari 2010
Pukul 10:02 WIB.
http://ekstra.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang mau koment silahkan.....